Sunday, November 4, 2012

Diam


Diam

Diamnya aku,
tika malam pegun,
senandung jengkerik seakan mengerti.

Kubisikkan syair sendu,
syairnya bertintakan embun,
kutitpkan di helaian dedaun.

Kuutuskan dedaun itu,
di alunan ombak malam,
agar utusan sepiku pergi.

Ombak seraya menyindir dengan derumannya,
lalu meluahkan kembali dedaun nan bertinta,
tintanya lalu lusuh lerai.

@biNtANg d hAti

No comments:

Blog Archive